Renungan Sabath #44

date

Nov 5, 2021

slug

renungan-sabath-44

status

Published

tags

Renungan

summary

Khilafah itu adalah tujuan dari diutusnya semua Nabi dan Rasul Allah. Pada hari ini kebanyakan manusia justru mengafiri tujuan dari khilafah tersebut. Kita harus adil dalam hidup ini kepada seluruh manusia tanpa membeda-bedakan keyakinannya

type

Post

Author

ACK

cover

Damai sejahtera SSMA, diharap bro, bonda dan puteri berada keadaaan yang aman, sihat dan sejahtera.

Mari kita sama-sama luangkan sedikit masa untuk mentelaah perkongsian yang akan dihidangkan pada hari Sabath yang mulia ini.

Rasul dan mu'min itu adalah penegak keadilan. Untuk menegakkan hukum di dunia ini harus ada khilafah, tidak mungkin hukum bisa ditegakkan apabila tidak mempunyai kekuasaan.

Dengan kata lain, khilafah itu adalah tujuan dari diutusnya semua Nabi dan Rasul Allah. Pada hari ini kebanyakan manusia justru mengafiri tujuan dari khilafah tersebut. Kita harus adil dalam hidup ini kepada seluruh manusia tanpa membeda-bedakan keyakinannya.

Tujuan dari menegakkan hukum adalah untuk menegakkan keadilan. Pertanyaannya dimana kita cari hukum itu? Kita harus mengetahui fitrah manusia terlebih dahulu. Semua dakwah para Rasul adalah mengajak manusia untuk kembali kepada fitrah dirinya sebagai hamba dalam firmannya QS An-Nahl ayat 36

💡

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Abdilah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

Rasul mengajak manusia untuk mengabdi kepada Allah. Seorang manusia yang mengabdi kepada Allah disebut hamba (abdur , abid). Pekerjaan hamba adalah melaksanakan perintah Tuan Semesta Alam.

Itulah sasaran dakwah yang paling esensial. Kita jangan hanya menyuruh orang lain tetapi diri kita dulu ditempatkan sebagai hamba.

Untuk itu, pertanyaan syahadat menyatakan demikian “asyhadu” atau aku bersaksi. Dalam bahasa arab ada istilah “a budu” artinya ‘aku mengabdi’ dan “na budu” artinya ‘Kami mengabdi’.

Didalam surat al-fatihah dinyatakan “iyyaka na budu” hanya kepada-mu kami mengabdi, sehingga dalam mengabdi harus jamak atau kolektif, tidak bisa sendiri. “Mengabdi itu harus ada jama’ah atau komunitasnnya”.