Renungan Sabath #10 (Memahami Kebenaran Allah)

date
Mar 5, 2022
slug
renungan-sabath-10-2022
status
Published
tags
Sabath
summary
Manusia adalah makhluk pencari kebenaran sejati. Peradapan ummat manusia selalu diwarnai oleh pencari hakikat kebenaran tentang Sang Pencipta dan seluruh makhluk ciptaan-nya, serta pola hubungan antara manusia, alam semesta, dan Sang Pencipta.
type
Post
Author
ACK
cover
Manusia adalah makhluk pencari kebenaran sejati. Peradapan ummat manusia selalu diwarnai oleh pencari hakikat kebenaran tentang Sang Pencipta dan seluruh makhluk ciptaan-nya, serta pola hubungan antara manusia, alam semesta, dan Sang Pencipta.
Manusia merupakan makhluk yang diberikan instrumen paling lengkap oleh Sang Pencipta yakni pendengaran(telinga), penglihatan(mata), akal pikiran(otak). Dengan instrumen itulah manusia dapat berusaha menemukan ilmu pengetahuan, kebenaran dan rahsia kehidupan pada alam semesta.
Ilmu pengetahuan kehidupan menjadi empat jenis,
1) Pengetahuan biasa (common sense), iaitu pengetahuan pra-ilmiah yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari,
2) Pengetahuan ilmu (science), pengetahuan yang diperoleh melalui metode-metode ilmiah yang lebih menjamin kepastian kebenarannya,
3) Pengetahuan filsafat(falsafah), pengetahuan yang diperoleh melalui pemikiran penafsiran
4) Pengetahuan agama, pengetahuan yang diperoleh dari Tuhan melalui para utusan-Nya dan bersifat mutlak wajib diyakini.
Kebenaran wahyu tidak identik dengan agama, mesti agama dilahirkan dari serpihan-serpihan kebenaran wahyu Allah yang dipahami manusia. Pernyataan Allah Al-quran Al baqarah(2) ayat 147,
💡
ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُمْتَرِينَ Kebenaran itu adalah dari Rabbmu, karena itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.
Wahyu Allah memberikan penjelasan yang terang-benderang tentang hakikat dan isme-nya sesuatu tidak dapat dilakukan oleh filsafat (falsafah) mahupun ilmu pengetahuan. Melalui alam semesta dan wahyu dalam firman-nya Allah menunjukan eksistensi dan memperkenalkan diri kepada manusia pilihan saat itu, semisal Rasulullah Muhammad.
 

Hidup adalah belajar