Renungan Sabath #1
date
Jan 1, 2022
slug
renungan-sabath-1-2022
status
Published
tags
Sabath
summary
Keimanan manusia terhadap pencipta.
type
Post
Author
MPA
cover
Salam tahun baru bagi 2022. Pujian syukur kita dapat meraikan bersama keluarga jauh dan dekat.
Keimanan manusia terhadap pencipta.
Iman bukan barang warisan yang dapat diberikan secara turun-temurun. Iman kepada Allah bukan bererti sebatas percaya akan adanya Allah atau meyakini Allah sebagai pencipta langit dan bumi.
Iman adalah kesadaran dan sikap spiritual seseorang akan apa diimaninya. Iman juga suatu komitmen kesetiaan akan kecintaan dan ketaatan seorang hamba kepada Allah, Tuan Semesta Alam sebagai satu-satunya Pencipta, Pengatur dan Pemimpin dirinya dalam kehidupan ini.
Renung firman Allah Al-Baqarah : 8-10
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ
يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْذِبُونَ
Di antara manusia ada yang mengatakan “kami beriman kepada Allah dan hari kemudian”, parahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sedar. Dalam albu mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta.
Inilah esensi dari iman yang diajarkan oleh Allah iaitu sikap tunjuk patuh atau aslama kepada Din Allah bah keimanan sejati.
Nabi Abraham mampu mempertahankan dan membuktikan keimanan, kecintaan dan ketaatannya yang murni hanya kepada Allah. Meskipun harus mengorbankan apa yang dicintainya bahkan sanggup meninggalkan keluarga dan bangsanya yang menolak. Kerana sejatinya, orang-orang beriman tidak akan pernah lepas dari ujian iman,
Pertikan surah Al-Ankabut : 2-3
أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَـٰذِبِينَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan(saja) mengatakan, “kami telah beriman” sedang mereka tidak diuji lagi. Dan sesungguhnya mereka telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang berdusta.